Kamis, 28 Juni 2012

KELOMPOK ULTRAS INTER




Dalam beberapa tahun yang lalu bahkan hingga saat ini, kerusuhan baik 
di dalam maupun di luar stadion sering pecah di Italia. Banyak yang menganggap segala insiden tak lepas dari ulah kelompok suporter garis keras yang menamakan dirinya Ultras. Dengan segala fanatismenya, 
Ultras dianggap sering menimbulkan masalah hampir di setiap pertandingan, terlebih yang bernuansa rivalitas.

Namun, ada hal menarik dari kehadiran Ultras di Italia. Sebagai pendukung klub yang paling loyal, Ultras ternyata memiliki hak suara untuk ikut menentukan kebijakan klub. Ultras di Italia juga cenderung lebih terorganisir, bahkan hampir menyerupai sebuah organisasi politik.

Jika dipersempit, Curva Nord 69 (penghuni tribun utara Stadion Giuseppe Meazza), menjadi salah satu dengan jumlah anggota terbanyak di Italia. Menurut data yang dikeluarkan La Republica tahun 2005 yang lalu, Inter menguasai sekitar 16 persen fans fanatik sepak bola di Italia, Tentunya sekarang akan lebih bertambah dengan segudang prestasi beberapa tahun terakhir serta torehan threeble winnersnya yang menganggkat kembali wajah italy di kencah dunia.

Curva Nord 69 menjadi salah satu kelompok suporter yang paling disegani di Italia. Bukan hanya dari tindakan anarkis mereka di lapangan, tapi juga dari sisi positif. Sudah 40 tahun sejak 1969 mereka mengabdikan dirinya guna menyemangati setiap Inter bertanding. Jelas dengan usia setua itu, pengaruh mereka pun cukup kental. Bahkan, mantan kapten AC Milan, Paolo Maldini pun sempat mengakui loyalitas pendukung setia rivalnya itu. “Selama ini mereka memang kerap membuat kami khawatir di lapangan, namun saya mengakui loyalitas mereka,” kata dia.

Curva Nord 69 bukan hanya didominasi satu kelompok tifosi saja. Inter memiliki beberapa kelompok Ultras yang selalu setia mendampinginya di setiap laga. Salah satunya Boys S.A.N (Squadre d'Azione Nerazzurre), kelompok Ultras tertua ke dua La Curva Milanosetelah Fossa dei Leoni dari Curva Sud. Selain itu, ada juga Ultras InterViking InterBrianza AlcoolicaIrriducibili, dan beberapa kelompok minor lain. Mereka inilah yang selalu menyemangati I Nerazzurri.







PENGHUNI CURVA NORD ESTADIO GIUSEPPE MEAZZA

1. Boys S.A.N (Squadre d'Azione Nerazzurre)

Kelompok tertua di Curva Nord 69. Berdiri pada 1969, hanya selang setahun setelah Fossa dei Leoni pertama kali muncul. Boys diambil dari nama anak nakal di sebuah komik bernama serupa. Di era 80-an Boys S.A.N kian ditakuti sebagai kelompok yang kerap membuat ulah. Namun, sejak awal 90-an, Boys S.A.N meminimalisir aksi anarkis, dan lebih fokus mengekspresikan fanatisme melalui berbagai koreografi di stadion. Sekadar info, Boys S.A.N terbentuk meneruskan ide pelatih Inter ketika itu, Helenio Herrera yang menginginkan terbentuknya sebuah kelompok suporter yang terorganisir dengan rapih.

2. Ultras Inter (Forever Ultras)

Di Curva Nord, Ultras menjadi yang tertua ke dua setelah Boys S.A.N. Mereka berdiri sejak 1975 dengan nama Forever Ultras sebelum diganti pada 1995. Pelopornya adalah dua pemuda bernama Luciano dan Curzio, yang pertama kali memunculkan spanduk bertuliskan Forever Ultras di Curva Nord, tepat berdampingan dengan Boys S.A.N. Sejak 1997, Ivan Renato menjadi sutradara Ultras setelah meneruskan era kepemimpinan sebelumnya.

3. Viking Inter

Kelompok ketiga di Curva Nord ini terbentuk pada 1984. Viking juga dikenal sebagai salah satu pendukung beraliran sayap kanan paling loyal di Italia. Sayang, mereka kerap bersikap rasis. Kebetulan, Viking memang berhubungan sangat dekat dengan Blood & Honour Varese (kelompok suporter yang menolak anti-rasisme di sepak bola). Viking pun menjadi sangat menonjol di Curva Nord dengan indentitas bendera paling besar di antara suporter Ultras Inter lainnya.

4. Brianza Alcoolica

Brianza Alcoolica (semangat Brianza) memang baru resmi didirikan pada November 1985. Namun, berbagai spanduk bertuliskan nama kelompok mereka sudah muncul beberapa tahun sebelumnya di Madrid, Spanyol. Dipelopori oleh beberapa orang yang merasa tidak cocok dengan segala kekerasan Curva Nord, Brianza Alcoolica memisahkan diri dengan idealisme mereka untuk menciptakan hiburan di stadion. Mungkin karena itu pula Brianza Alcoolica menjadi kelompok dengan jumlah suporter paling sedikit di antara lima lainnya.

5. Irridubicili

Irridubicili menjadi kelompok paling kontroversial di antara Ultras Inter lainnya. Berdiri sejak 1988, kelompok ini juga dikenal dengan nama “Skins” ini langsung membuat kericuhan dengan menyerang setiap pendukung lawan yang datang ke Giuseppe Meazza. Ciri khas Irridubicili adalah maskot seekor anjing hitam sebagai lambang kejahatan atau keonaran bernama Muttley. Dengan slogan “Non basta essere Bravi bisogna essere I migliori” (untuk menjadi yang terbaik, tidak cukup dengan bersikap baik), tak heran jika jika Irridubicili kerap berbuat onar di stadion. Bahkan mereka dengan terang-terangan mengaku setiap mendukung Inter, tak akan pernah lepas dari minuman beralkohol.

6. Milano Nerazzurra

Kelompok ini memang lebih kecil dibanding Boys SAN atau lainnya. Namun, mereka justru mampu tampil dengan warna-warna mencolok melalui koreografinya di sisi kiri Curva Nord. Milano Nerazzurra juga mendapat julukan “Potere Nerazzurro” atau Si Hitam Biru yang Kuat. Sejak berdiri sekitar akhir 80-an, Milano Nerazzurri memang telah menyatakan ketidakcocokannya dengan saudara tua mereka, Boys SAN. Tak heran jika letak kedua kelompok ini berjauhan, yang satu di sisi kiri, dan yang satunya di sisi kanan.

7. boy sez roma

Meski Boy Sez Roma lahir dari sekelompok laki-laki yang berasal dari Kota Roma, mereka justru merupakan pendukung fanatik Inter Milan. Sejak awal berdiri pada 1979 lalu, kelompok ini memang membatasi anggotanya di usia 18-30 tahun, dan tentunya dengan satu tujuan mendukung Inter Milan. Boy Sez Roma mengambil posisi di sisi kanan Curva Nord dan berhubungan sangat dekat dengan Boys S.A.N.

Rabu, 27 Juni 2012

BRIGATA CURVA SUD

Brigata Curva Sud (BCS) adalah suporter fanatik PSS Sleman yang sangat kreatif.
BCS merupakan ultras dari Indonesia yang sangat kreatif. Dalam setiap laga PSS dikandang maupun tandang, BCS selalu melakukan aksi yang berbeda dengan Coreo atau Pyro Show mereka.                                                              

Jika kalian ingin mengenal BCS lebih dalam lagi ni linknya                    



Ni poto Coreo n Pyro Show BCS














Selasa, 26 Juni 2012

CURVA SUD AC MILAN

Di sepakbola italia, ultras dikenal sebagai tuhan didalam stadion, merekalah yang berkuasa. Biasa bertempat di tribun di belakang garis gawang, dimana di tribun tersebut memiliki kekhususan, yaitu polisi tidak diperkenankan berada di tribun ini atau muncul masalah. Seperti kita lihat pada partai derby, roma - lazio, dimana ultras dapat membatalkan pertandingan dengan isu ada anak kecil yang ditembak polisi.




Di italia ultras ini, mereka memiliki tradisi, yaitu pertempuran antar grup ultras, artinya sah-sah aja kalo salah satu grup ultras berkelahi dengan grup ultras lainnya, dan sebagai bukti kemenangan, maka bendera dari grup ultras yang kalah akan diambil oleh sang pemenang. Kode etik dari ultras lainnya ialah, seburuk apapun para tifosi ini mengalami kekejaman dari tifosi lainnya, maka tidak diperkenankan untuk lapor polisi.

Hal inilah yang membuat salah satu grup ultras milan yaitu fossa dei leoni (fdl) dinyatakan bubar, karena menjelang pertandingan milan melawan juventus beberapa musim yang lalu, seorang tifosi garis keras milan melambaikan bendera viking juve.

Dalam tradisi ultras italia, apabila ada grup tifosi lain yang memiliki flags dari musuhnya, maka berarti bahwa grup tifosi tersebut berhasil menaklukan atau mempermalukan musuhnya tersebut, tetapi ada syaratnya, bendera tersebut bukan diperoleh dari dicuri, atau diambil tanpa sepengetahuan grup ultras lawan tersebut melainkan harus dari open fight.

Masalah timbul, karena tifosi fdl ini memperoleh bendera viking juve bukan dari open fight, melainkan dari menemukan di jalan. Viking juve tidak terima dengan hal tersebut, sehingga mereka mencegat tifosi milan di eindhoven setelah partai liga champions psv - milan, mereka mencegat dengan menggunakan senjata tajam dan berhasil merebut bendera fdl.

Timbul masalah, karena hal tersebut, fdl lapor polisi, padahal dalam kode etik italian ultras, polisi adalah hal yang di haramkan alias a.c.a.b (all cops are bastar*s). Fdl semakin mendapat tekanan dari grup tifosi milan yang lainnya, seperti brigate rossonere, sehingga grup tifosi tertua ini (1968) menyatakan mundur dan membentuk grup baru yaitu guerrieri ultras. Banyak yang bilang, bubarnya fdl juga disebabkan konflik internal, selama ini fdl lah yang berada di belakang aksi koreografi tifosi milan, brn ingin mengambil peran itu.

Kekerasan juga menjadi hal yang buruk dalam sejarah ultras di italia, tetapi diluar itu, mereka juga memiliki kode etik tersendiri dalam kehidupannya.

Biasanya grup ultras akan bertempat di suatu tribun di stadion di italia, dan dipimpin oleh seseorang yang disebut capotifoso. Masalah timbul apabila ada seseorang (diluar grup ultras) yang telah memiliki tiket resmi, dan sudah antri untuk masuk ke tribun yang kebetulan ditempati ultras dan mendapat tempat yang nyaman, tetapi ketika grup ultras masuk, maka orang tersebut akan diusir dari tempat duduknya, memang tidak fair.

Kekuatan tersendiri di tribun tersebut, apabila ia memerintahkan untuk melempar benda-benda kelapangan, maka akan dilemparkan benda tersebut ke lapangan, tetapi apabila ia melarang, maka tidak ada satupun tifosi yang berani melawannya. Diluar kekerasan yang mereka lakukan, tetapi mereka cukup kreatif dengan koreografinya.

Dalam musim lalu, milan memiliki 2 grup tifosi terbesar yaitu fossa dei leoni dan brigate rossonere. Diluar itu masih ada grup-grup kecil lainnya seperti alternativa, panthersmilan, torcida dan lain-lain.
Mereka bertempat di curva sud stadion giuseppe meazza, sektor 17, dan dipimpin seorang capotifoso bernama giancarlo carpelli, berusia 60an dan dikenal dengan nama il barone.

Haram bagi setiap milanisti untuk duduk di curva nord (utara), walaupun mereka tdk mendapatkan tiket lagi untuk tribun selatan, barat & timur stadion. 4 november'09, untuk pertama kalinya alternativa rossoneri bersama torcida tidak bergabung di curva sud, melainkan duduk di curva nord pada partai matchday ke 4 milan-madrid musim ini..

Mereka menentang dan memprotes kebijakan capelli selaku capotifoso brigate rossoneri yg menghina il capitano paolo maldini di partai perpisahan vs roma, 24 mei'09 silam..

Tahun 2005, fossa dei leoni dibubarkan dan dibentuk grup tifosi baru yaitu guerrieri ultras. Mereka memiliki beberapa koreografi yang menawan,
berikut kelompok-kelompok besar ultras milan / curva sud:

brigate rossoneri (brn)
merupakan penggabungan dari dua kelompok kecil curva sud (selatan, di belakang gawang) cava del demonio dan ultras..penampilan pertama mereka adalah pada pertandingan bologna - milan, 10 oktober 1975.

Guerrieri ultras
merupakan kelompok baru ultras milan yang di bentuk dari para ex-fdl (fossa de leoni) yang bubar pada tahun 2005, tujuannya untuk menutup 'bolong' di curva sud sejak ditinggal fdl, mereka punya kebijakan non politik (seperti pendahulunya fdl) dengan kebijakan "neither red nor black, only red and black"

alternativa rossonerra
dibentuk pada tahun 1994, sama seperti kelompok lainnya berposisi di curva sud. Mereka mempunyai beberapa jaringan organisasi diluar kota milan.

Commandos tigre
dibentuk tahun 1967, merupakn kelompok pendukung yang tadinya berada di curva nord (utara) sampai tahun 1985 kemudian pindah ke curva sud untuk bersama2 dengan ultras lain memperkuat barisan. Kelompok ini bersifat universal dan non-rasis.

Fossa de leoni (fdl)
dibentuk tahun 1968,merupakan kelompok yang paling kreatif dalam membentuk kreo2 di curva sud, pada awalnya kelompok ini terdiri dari orang2orang dekat misal : teman sekolah, kelompok pekerja, dll. Kelompok ini bubar pada tahun 2005 


Senin, 25 Juni 2012

ULTRAS

Dalam bahasa Inggris, kita mengenal bentuk terikat ‘ultra’, artinya adalah ‘teramat sangat’. Ultra juga merupakan nomina, yakni ‘sesuatu yang teramat sangat’. Bentuk jamaknya adalah ultras.


Ultras Tito Cucchiaroni, ultras pertama di dunia yang berasal dari kota Genoa Italia.


Ernesto Cucchiaroni, pemain Sampdoria kelahiran 16 November 1927 yang turut diabadikan namanya dalam nama Ultras Sampdoria.
Baik di Amerika maupun Eropa, istilah ultra atau ultras erat kaitannya dengan dunia politik. Kelompok garis keras, itulah kira-kira makna ultras dalam ranah politik. Pertentangan ideologi tersebut merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, termasuk ke cabang olah raga terpopuler sejagat, sepak bola.
Ultras dalam konteks sepak bola dimaknai sebagai kelompok suporter garis keras yang sangat fanatik membela timnya. Ultras terdengar ‘nyaring’ pengaruhnya di Italia. Di Negeri Piza tersebut banyak bermunculan sejumlah kelompok suporter fanatik. Kehadirannya dapat dilihat secara kasat mata melalui pakaian dan pernak-pernik yang dikenakan, yang semua berciri khas klub yang dibela.
Di stadion, ultras biasanya menguasai tribun tertentu, meneriakkan yel-yel tanpa henti sepanjang pertandingan, menabuh drum, menyalakan kembang api, dan sebagainya. Sebut saja Fossa de Leoni (suporter garis keras AC Milan), The Boys (Internazionale), Viola Club Viesseux Fiorentina (AC Fiorentina), Granata Ultras Torino (Torino), atau Commando Ultras Curva Sud (AS Roma).
Terjadi saling klaim di antara kelompok-kelompok tersebut soal siapa yang lebih dulu lahir. Namun, satu hal yang patut diperhatikan, istilah ultras itu sendiri menurut berbagai sumber berawal dari kota Genova (Genoa). Adalah kelompok pendukung klub Sampdoria yang pertama kali menggunakan kata ultras sebagai nama diri, yakni Ultras Tito Cucchiaroni.
Kelompok ini lahir pada tahun 1968. Tito Cucchiaroni adalah pemain pilar Sampdoria asal Argentina pada masa itu. Kelompok ini mengambil nama ultras dari bahasa pergaulan anak-anak muda setempat. Di mana pun, lazimnya anak muda, para ABG, memiliki bahasa mereka sendiri. Secara kreatif anak-anak muda itu menciptakan istilah-istilah tertentu yang kadang hanya dapat dipahami oleh kelompok mereka sendiri.
Istilah ultras yang bagi kebanyakan orang diasosiasikan sebagai aliran politik, oleh sekelompok anak muda di kota Genova dijadikan akronim dari Uniti Legneremo Tutti i Rossoblu A Sangue. Kalimat ini tersebar di sejumlah tembok di setiap sudut kota Genova. Arti harfiahnya kira-kira ‘Satuan Pemukul Biru Merah Darah’.
Biru merah darah (sangue rossoblu) adalah warna kostum Genoa, klub sekota Sampdoria. Sebagai mana biasanya dua tim dalam satu kota, Sampdoria dan Genoa mengusung rivalitas ekstrem. Sejak saat itulah istilah ultras merambah dalam dunia sepak bola.